Jumat, 23 September 2011

Tawuran mahasiswa Unila 2011 + tawuran mahasiswa Universitas lampung

Jika anda memiliki akun twitter dan anda sedang membukanya, So Please klik link:


Jika anda sedang membuka akun fb dan ingin mengirim alamat posting ini kedinding anda, silahkan klik jempol dibawah:




Headline

Bandarlampung - Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Univeritas Lampung (Unila) terlibat tawuran.
Puluhan mahasiswa terluka, belasan kendaraan roda empat dan roda dua hancur, serta beberapa gedung Fisip dirusak.
Kenderaan milik dosen dan mahasiswa termasuk kenderaan wartawan Harian Kupas Tuntas mayoritas mengalami pecah kaca akibat pukulan dan lemparan batu.
Kondisi Kampus unila sempat mencekam, kekacauan terlihat di sekitar kampus FISIP, terutama di Gedung B. Mahasiswa terlihat bergerombol di beberapa titik.
Tawuran mulai mereda setelah dua kompi pasukan dari Kepolisian Daerah Lampung diterjunkan ke Kampus Unila.Tawuran dua kelompok mahasiswa ini berawal dari arak-arakan mahasiswa usai proses wisuda, Rabu (21/9) sekitar pukul 14.24 WIB.
Mahasiswa Fisip yang sedang melakukan arak-arakan diduga bersenggolan dengan rombongan mahasiswa FT sehingga memancing reaksi dari keduanya. Namun, tak sempat menimbulkan keributan.
Selang beberapa saat, rombongan mahasiswa FT mendatangi Kampus Fisip dan tawuran pun tak terelakkan. Kedua kelompok mahasiswa terlibat saling lempar batu dan kayu. Sehingga, Gedung dan kenderaan disekitar lokasi kejadian turut menjadi sasaran.
"Kami datang ke sini cuma mau minta pertanggungjawaban anak FISIP karena sudah memukul kawan kami waktu arak-arakan," ujar salah satu mahasiswa Teknik Kimia.
Tawuran mulai mereda setelah dua kompi pasukan dari Polda dan Polresta Bandarlampung diterjunkan ke lokasi kejadian.Direktur Samapta Bhayangkara Polda Lampung, Komisaris Besar Ery Nursatari yang langsung memimpin pengamanan tawuran itu mengatakan, ratusan polisi ini terdiri dari unsur Samapta, Brimob dibantu personel dari Polres Kota Bandarlampung. Para polisi ini bersenjata lengkap dan bertameng.
Menurut dia, kedatangan ratusan polisi di kampus itu adalah untuk membuat situasi kondusif dan tidak terjadi tawuran susulan dari mahasiswa. Apalagi, hingga pukul 16.00WIB ratusan mahasiswa dari Fisip masih bertahan di lokasi.
"Kami akan terus stand by di sini, sampai situasi kondusif. Para mahasiswa juga sudah kami imbau untuk pulang," kata Ery.
Rektor Unila, Prof Sugeng P Harianto menyesalkan tawuran ini."Mau bagaimana lagi, namanya anak-anak muda. Saya belum dapat laporan yang detail, tetapi kabarnya ini dipicu saat arak-arakan wisuda," terang Sugeng.
Menurut dia, tidak ada sejarah panjang tawuran di kampus Unila selama ini. Untuk itu, ia meyakini tawuran yang terjadi sore ini bukan akibat dendam atau persoalan pada masa lalu.
Sugeng berharap, ke depan kejadian ini tidak terjadi lagi. Untuk itu, akan ada evaluasi terhadap penyelenggaraan wisuda, khususnya arak-arakan. "Tidak boleh lagi ada arak-arakan ke depan," pungkasnya. [mor]

Keributan Dipicu Senggolan Saat Arak-arakan Wisuda

Kompas/Yulvianus Harjono
Tawuran di Kampus Unila, Bandar Lampung, Rabu (21/9/2011) sore, membuat kaca sejumlah mobil pecah.


BANDAR LMAPUNG, KOMPAS.com - Tawuran di Kampus Universitas Lampung (Unila) yang terjadi Rabu (21/9/2011) sore, menambah panjang daftar kekerasan di dunia pendidikan Tanah Air akhir-akhir ini. Padahal, tawuran ini dipicu hal sepele, yaitu senggolan antar-mahasiswa di saat dilangsungkannya wisuda.
Penyebab pecahnya tawuran antara kelompok mahasiswa Fakultas Fisip dan Fakultas Teknik Unila ini diungkapkan sejumlah saksi mata di lokasi kejadian. Menurut para saksi mata, tawuran mahasiswa di kedua kampus ini sebetulnya bukan tradisi yang mendarah daging.
"Kejadiannya, tadi kami (mahasiswa Fisip) tengah arak-arakan untuk wisuda. Lalu, di depan Kampus Fakultas Pertanian, kami bertemu dengan rombongan dari Teknik Elektro. Karena jalannya sempit, dibagi dua jalur. Lalu ada senggolan. Entah bagaimana pemicunya, tiba-tiba anak Teknik ada yang marah dan ngotot, lalu mulai melempari dengan batu," ujar Akbar, mahasiswa Fisip Unila.
Massa lalu kembali ke masing-masing kampus. Tidak lama kemudian, rombongan ratusan mahasiswa Fakultas Teknik datang menyerbu kampus Fakultas Fisip . Mereka datang membawa batu dan balok-balok kayu. Kemudian terjadi saling lempar batu.
Karena massa tidak sebanding, mahasiswa Fisip lalu mundur. Kemudian, para mahasiswa Fakultas Teknik membabi-buta merusak mobil-mobil dan sepeda motor yang diparkir di depan kampus.


Inilah Kronologi Tawuran Versi FT Unila

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila) Sugiyanto membeberkan kronologi pemicu tawuran yang terjadi di Unila kemarin.
Ia mendapatkan kronologi ini berdasarkan kesimpulan keterangan sejumlah saksi dan para mahasiswa. Menurut dia, peristiwa tawuran ini terjadi saat arak-arakan wisuda kemarin. Saat dilangsungkannya arak-arakan merayakan wisuda ini, terjadi sebuah perselisihan antara mahasiswa FISIP dan Fakultas Teknik Unila.
"Terjadi keributan. Lalu, ada mahasiswa Teknik Mesin yang dipukul helm oleh mahasiswa FISIP. Kepalanya berdarah. Kemudian, mahasiswa (Teknik) berkumpul dan hendak mendatangi Kampus FISIP untuk mengklarifikasi, menagih permintaan maaf, dan mengembalikan helm. Namun, di depan kampus (FISIP), mereka sudah dilempari batu," ungkapnya.
"Kaget dengan kejadian ini, rombongan mahasiswa Teknik kemudian mundur dan berkonsolidasi. Lalu, mereka kembali mendatangi Kampus FISIP dengan lebih banyak mahasiswa. Mungkin di sini emosi sudah tidak terbendung," ujar dia.
Dalam kejadian ini, seorang dosen Teknik Unila, Yanuar, ikut terluka terkena lemparan batu di bagian pinggangnya saat mencoba mendatangi Kampus Unila untuk menenangkan massa. "Bahkan, Dekan (Teknik) juga ikut terjatuh. Sampai-sampai harus dibantu oleh satpam," tuturnya.
Sialnya pula, di tengah chaos akibat tawuran ini, nasib malang menimpa seorang sekretaris jurusan di Fakultas Teknik. Saat kembali ke kantor seusai mencoba melakukan mediasi, di tengah kepanikan, komputer jinjingnya raib diambil orang.


Pelaku Tawuran Unila Diancam Didrop Out
Kamis, 22 September 2011 | 8:17
Mobil rusak akibat tawuran mahasiswa Unila. (Foto: Tribunews.com)Mobil rusak akibat tawuran mahasiswa Unila. (Foto: Tribunews.com)

[BANDAR LAMPUNG] Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof DR  Sugeng P. Harianto nampaknya tidak main-main menangapi aksi tawuran antar mahasiswa Unila, apabila aksi tawuran masih terjadi hari ini Kamis, (22/9). Ia tidak segan-segan memberi sanksi drop out (DO) karena semua penyebab tawuran sebelumnya telah diselesaikan pihak rektorat.

"Hari ini, tepat pelaksanaan dies natalis, atau hari ulang tahun Unila yang ke-46, jadi hari ini seluruh warga Unila tengah merayakan ulang tahun apabila ada oknum mahasiswa yang melakukan keributan apalagi sampai tawuranseperti sehari sebelumnya hingga maka kami tidak segan-segan memberikan sanksi DO, tandas  Sugeng P Haryanto pada SP, Kamis pagi (22/9)

Mengenai sanksi bagi  mahasiswa yang terlibat tawuran kemarin, kata Sugeng, belum  dipastikan sebab akan berkoordinasi dengan Pembantu Rektor (PR) III Bidang Kemahasiswaan Prof DR Sunarto, dan ia berkewajiban untuk mengembalikan suasa tentram dan aman di dalam kampus  pasca tawuran antara mahasiswa FT dan Fisip.

Salah satu langkah preventif yang telah diambil pihak Unila adalah  melarang aksi konvoi dan perayaan yang berlebihan setelah wisuda. "Pada wisuda selanjutnya tidak boleh ada lagi konvoi-konvoi, apa pun bentuknya. Kami tidak ingin hal seperti ini terulang," kata Sugeng.

Mengenai kerugian materiel yang dialami ia  belum bisa menyebutkan angkanya, yang jelas pihak rektorat tidak akan  memberikan  ganti rugi kepada pemilik kendaraan yang dirusak mahasiswa, bila perlu, cari pelaku perusakan dan diminta memberi ganti rugi

Polisi Sweeping Unila


ANTISIPASI BENTROK SUSULAN: Jajaran Polda Lampung tadi malam melakukan pemeriksaan kepada mahasiswa di kompleks Unila. FOTO MARIA ULFA/Radar Lampung
Bandarlampung – Kondusivitas Universitas Lampung (Unila) pascabentrok Rabu (21/9) lalu, tadi malam terusik. Pasalnya, beredar kabar akan ada serangan susulan dari sejumlah oknum mahasiswa.
Mendapat ’’bocoran’’ informasi itu, sejumlah polisi dari Ditsabhara Polda Lampung tepat pukul 21.30 WIB meluncur ke lokasi untuk melakukan pengamanan, termasuk menggelar sweeping kepada mahasiswa yang berkeliaran di sana.

Pantauan Radar Lampung tadi malam, tepat di depan gedung A FISIP Unila tampak delapan polisi berpakaian lengkap berjaga-jaga. Siapa pun mahasiswa yang berada di pelataran parkir gedung FISIP maupun teknik diminta berhenti.
Petugas juga memeriksa identitas setiap mahasiswa, termasuk isi tas. Aksi petugas ini diikuti tiga anggota satuan pengamanan (satpam) Unila. Setelah itu, petugas berkeliling dan mendapati sekelompok mahasiswa di fakultas teknik (FT) tengah berkerumun membakar api unggun. Mereka pun tak luput dari pemeriksan polisi.
’’Sebaiknya pulang saja. Jangan bermalam di kampus. Karena suasana sedang tidak kondusif,’’ ujar Briptu Dedi Yudista, anggota Ditsabhara Polda Lampung, kepada para mahasiswa.  
Dedi membenarkan pihaknya menggelar sweeping menyusul kabar serangan balasan. ’’Makanya kami langsung melakukan pengamanan bersama anggota lainnya. Kami periksa isi tas mahasiswa karena dikhawatirkan membawa senjata tajam,’’ tuturnya.
    Jefri, salah seorang mahasiswa, mengatakan, ia dan teman-teman memang hampir setiap malam berkumpul di gedung teknik. ’’Kami tergabung di Mahasiswa Pencinta Alam, jadi sudah terbiasa ngumpul di sini. Bahkan jauh sebelum ada bentrok. Tetapi sebentar lagi kami bubar,’’ beber mahasiswa teknik mesin angkatan 2006 itu diamini teman-temannya.
Dari penelusuran Radar, sekitar pukul 20.30 WIB, tidak kurang 30 mahasiswa menggunakan sepeda motor berkumpul di depan pelataran parkir Indomaret tak jauh dari Universitas Bandar Lampung (UBL). ’’Tadinya kami mau ke Unila, tetapi nggak jadi karena ada polisi,’’ kata salah seorang mahasiswa yang enggan disebut identitasnya.
Saat ditanya maksud kedatanganya ke Unila, ia tak menjawab. Tak lama, ia memberi kode kepada puluhan rekannya. Lalu, tanpa dikomando, ke-30 pengendara sepeda motor itu pergi.
’’Memang dari tadi mereka cerita soal bentrok-bentrok. Ketika saya desak, katanya hanya nongkrong-nongkrong,’’ jawab Gani, komandan sekuriti UBL, tadi malam.
Sebelumnya, sejumlah civitas akademika Unila mengaku masih trauma pascabentrok Rabu lalu. Seperti diungkapkan Ary Darmastuti, ketua Jurusan Magister Ilmu Pemerintahan. ’’Saya masih waswas dan trauma dengan aksi tawuran sehingga diliburkan selama tiga hari. Namun untuk pascasarjana besok (hari ini, Red) sudah mulai masuk kembali,’’ katanya.
Rektor Unila Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, M.S. pun mengaku memberikan sikap tegas pada aksi tawuran yang terjadi antara FISIP dan FT. ’’Saya akan bertindak tegas. Bagi mahasiswa yang terbukti terlibat, akan di-drop out  (DO),’’ tandasnya.
Namun, sambung Sugeng, ia masih harus mengecek bukti-bukti dari kedua fakultas. ’’Tawuran kemarin itu tidak layak disebut mahasiswa, sebab mahasiswa merupakan insan akademis yang menggunakan otaknya, bukan ototnya. Apalagi ini belum pernah terjadi sewaktu saya menjadi rektor pada periode 2007 hingga sekarang,’’ cetusnya.
Lebih lanjut, untuk sarana-prasarana publik seperti gedung yang hancur akibat tawuran, akan diperbaiki. ’’Tetapi untuk kerusakan kendaraan bukan tanggung jawab kami, tetapi individu masing-masing. Masak iya rektor harus mengganti kendaraan rusak akibat tawuran. Ini kan huru-hara, jadi silakan diurus sendiri dengan asuransi masing-masing. Bila perlu, harus dicari siapa pelaku perusakan dan diminta ganti rugi,’’ pungkasnya.
Sementara, pengamat pendidikan Dr. H. M. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A. menuturkan, mahasiswa harus menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas, dan terampil itu adalah tanggung jawab segenap insan civitas akademika, keluaraga, pemerintah, dan masyarakat.
’’Jadi bukan semata-mata tugas pejabat struktural seperti rektor, pembantu rektor III, dekan, pembantu dekan III, melainkan tanggung jawab seluruh insan akademik. Terutama para pendidik atau dosen yang memberikan contoh, bimbingan, ataupun nasihat-nasihat secara holistik, integratif dalam kehidupan sehari-hari di kampus sebagai proses pembelajaran,’’ tuturnya.
Di bagian lain, kerusuhan yang terjadi di Unila mendapat perhatian khusus dari M.D. Rizani, ketua Lampung Police Watch (LPW). Ia mengaku prihatin.
    Rizani menambahkan, pihak kepolisian harus menetapkan dan menangkap tersangka yang telah menghancurkan mobil dan motor tersebut. Karena jika aparat tidak menangkapnya, ini menjadi pembelajaran bagi mahasiswa ke depan untuk mengadakan tawuran yang lebih besar lagi.
’’Masalah ini, aparat polisi dapat turun tangan langsung menetapkan dan menangkap pelaku kerusakan mobil. Jika aparat menangkap beberapa tersangka dalam kerusuhan ini, diharapkan mahasiswa lain untuk ke depannya tidak mengadakan tawuran lagi karena takut akan ditahan oleh polisi,’’ katanya.
Diketahui, berawal dari tradisi konvoi usai wisuda sarjana, ratusan mahasiswa Universitas Lampung dari dua fakultas berbeda terlibat bentrok pada pukul 13.00 WIB kemarin (21/9).
Ketika itu, arak-arakan mahasiswa FISIP melintasi gedung Fakultas Pertanian. Namun, dari arah berlawanan ternyata muncul konvoi mahasiswa Fakultas Teknik.
Dua rombongan besar ini tak ada yang mau mengalah memberi jalan. Para generasi intelektual ini pun saling ejek. Keributan tak terhindarkan. Satu mahasiswa Fakultas Teknik mengaku dipukul di bagian kepala.
Mendengar salah satu rekannya dipukul, ratusan mahasiswa Fakultas Teknik tanpa dikomandoi mendatangi gedung FISIP.
Tujuannya meminta klarifikasi mahasiswa FISIP yang melakukan pemukulan. Mereka menuntut mahasiswa FISIP meminta maaf. ’’Kami datang ke sini cuma mau minta pertanggungjawaban anak FISIP karena sudah memukul kawan kami waktu arak-arakan. Kalau sudah minta maaf sudah selesai,’’ teriak salah satu mahasiswa Fakultas Teknik di halaman gedung FISIP.
Namun, entah siapa yang memulai, kaca gedung FISIP tiba-tiba pecah dilempari batu. Bentrok lebih parah pun pecah. Ratusan mahasiswa dari kedua fakultas itu pun saling lempar serta mempersenjatai diri dengan batu, kayu, dan apa saja yang bisa digunakan.
Bentrokan pun meluas. Sejumlah mahasiswa mulai menghancurkan kendaraan roda empat dan dua yang terparkir di sepanjang titik tawuran. Akibatnya, 23 motor rusak, 13 mobil ringsek, dan 20 luka-luka. 
Sumber: berbagaisumber.com
Sumber: http://nurmanali.blogspot.com/

1 komentar:

  1. PARAH REK TAWURAN MAHASISWA KOG BISA TERJADI BKNNYA MUSYAWARAH JALAN YG LEBIH BAIK?

    BalasHapus