Jika anda sedang membuka akun fb dan ingin mengirim alamat posting ini kedinding anda, silahkan klik jempol dibawah:
Nama:
H. Muhammad Soeharto
Lahir:
Kemusuk, Argomulyo, Godean, 1 Juni 1921
Meninggal:
Jakarta, 27 Januari 2008
Jabatan Terakhir:
Presiden Republik Indonesia (1966-1998)
Alamat:
Jalan Cendana No.8, Menteng Jakarta Pusat
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Lahir di Kemusuk, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Lahir dari keluarga sederhana, Bapaknya Kertosudiro seorang petani juga pembantu lurah yang mengatur irigasi desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto memasuki bangku sekolah ketika berusia 8 tahun. Masa sekolah dasar dijalaninya berpindah-pindah, awalnya di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes saat keluarganya pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Pada masa muda Soeharto ikut berjuang dalam upaya kemerdekaan Indonesia. Ia pernah terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941dan resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Karir militer dan politik Soeharto terus menanjak, sejak agresi militer Belanda II. Soeharto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada tahun 1949, dia ikut berjuang dalam merebut kota Yogyakarta dari Agresi Belanda. Soeharto juga pernah menjadi pengawal Panglima Besar Sudirman dalam perang gerilya. Ketika terjadi konfrontasi dengan Belanda saat pembebasan Irian Barat, ia di tunjuk sebagai Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat). Karirnya terus meroket seiring terjadinya pemberontakan G30 S PKI. Ia mengambil alih pimpinan Angkatan darat yang sebelumnya di jabat Jendreal Ahmad Yani. Pasca pemberontakan G30 S PKI, Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno tepatnya bulan Maret 1966.
Pada tahun 1966 terjadi gelombang protes dari para mahasiswa dan rakyat yang tergabung dalam KAMI,KAPPI menuntut pembubararan PKI dan perbaikan perekonomian rakyat. Suasana pemerintahan saat itu tidak stabil sehingga Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret atau dikenal dengan SUPERSEMAR. Tugas yang diemban Soeharto adalah mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Supersemar selanjutnya menjadi momentum Soeharto ke tampuk kekeuasaan di Indonesia. Pada tahun 1967, MPR menggelar sidang istimewa MPRS yang berakhir dengan pemberhentian Presiden Soekarno sebagai Presiden dan pengangkatan Soeharto menjadi Presiden RI ke 2.
Kepemimpinan Soeharto berlangsung lebih dari 3 dasawarsa sampai akhirnya ia juga dipaksa mundur oleh gerakan mahasiswa yang menuntut reformasi di bidang ekonomi, politik, hukum dan sosial. Soeharto di paksa mundur karena dianggap telah menjadi diktaktor, dan memupuk suburnya korupsi, kolusi dan Nepotisme di Indonesia yang menyebabkan Indonesia ditimpa krisis ekonomi dan krisis multidimensional pada akhir tahun 1997 dan pertengahan tahun 1998. Tanggal 21 Mei 1998 Soeharto kemudian menyatakan mundur dari kursi kepresidenan setelah melalui gelombang aksi massa. Tampuk kekauasaan selanjutkan di serahkan kepada wapres BJ Habibie yang memerintah hingga Pemilu 1999. Soeharto kemudian mengalami gangguan kesehatan cukup lama sampai meninggal 27 Januari 2006 di Rumah Sakit Pertamina Jakarta. Jenazahnya kemudian di makamkan di Imogiri Solo Jawa Tengah di kompleks pemakaman keluarga.
Soeharto memasuki bangku sekolah ketika berusia 8 tahun. Masa sekolah dasar dijalaninya berpindah-pindah, awalnya di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes saat keluarganya pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Pada masa muda Soeharto ikut berjuang dalam upaya kemerdekaan Indonesia. Ia pernah terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941dan resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Karir militer dan politik Soeharto terus menanjak, sejak agresi militer Belanda II. Soeharto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada tahun 1949, dia ikut berjuang dalam merebut kota Yogyakarta dari Agresi Belanda. Soeharto juga pernah menjadi pengawal Panglima Besar Sudirman dalam perang gerilya. Ketika terjadi konfrontasi dengan Belanda saat pembebasan Irian Barat, ia di tunjuk sebagai Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat). Karirnya terus meroket seiring terjadinya pemberontakan G30 S PKI. Ia mengambil alih pimpinan Angkatan darat yang sebelumnya di jabat Jendreal Ahmad Yani. Pasca pemberontakan G30 S PKI, Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno tepatnya bulan Maret 1966.
Pada tahun 1966 terjadi gelombang protes dari para mahasiswa dan rakyat yang tergabung dalam KAMI,KAPPI menuntut pembubararan PKI dan perbaikan perekonomian rakyat. Suasana pemerintahan saat itu tidak stabil sehingga Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret atau dikenal dengan SUPERSEMAR. Tugas yang diemban Soeharto adalah mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Supersemar selanjutnya menjadi momentum Soeharto ke tampuk kekeuasaan di Indonesia. Pada tahun 1967, MPR menggelar sidang istimewa MPRS yang berakhir dengan pemberhentian Presiden Soekarno sebagai Presiden dan pengangkatan Soeharto menjadi Presiden RI ke 2.
Kepemimpinan Soeharto berlangsung lebih dari 3 dasawarsa sampai akhirnya ia juga dipaksa mundur oleh gerakan mahasiswa yang menuntut reformasi di bidang ekonomi, politik, hukum dan sosial. Soeharto di paksa mundur karena dianggap telah menjadi diktaktor, dan memupuk suburnya korupsi, kolusi dan Nepotisme di Indonesia yang menyebabkan Indonesia ditimpa krisis ekonomi dan krisis multidimensional pada akhir tahun 1997 dan pertengahan tahun 1998. Tanggal 21 Mei 1998 Soeharto kemudian menyatakan mundur dari kursi kepresidenan setelah melalui gelombang aksi massa. Tampuk kekauasaan selanjutkan di serahkan kepada wapres BJ Habibie yang memerintah hingga Pemilu 1999. Soeharto kemudian mengalami gangguan kesehatan cukup lama sampai meninggal 27 Januari 2006 di Rumah Sakit Pertamina Jakarta. Jenazahnya kemudian di makamkan di Imogiri Solo Jawa Tengah di kompleks pemakaman keluarga.
Sumber : http://www.tokoh-indonesia.com, wikipedia.org
informasinya sangat menarik dan banyak mengandung wawasan-wawasan baru sehingga enak di baca dan mudah di mengerti.
BalasHapus