Jika anda sedang membuka akun fb dan ingin mengirim alamat posting ini kedinding anda, silahkan klik jempol dibawah:
Muhammad Yamin adalah pahlawan nasional, budayawan, dan aktivis hukum terkemuka Indonesia. Beliau di Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903 , meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962 dan dimakamkan di Talawi, Sawahlunto Sumatera Barat. Beliau banyak menghasilkan karya tulis pada dekade 1920 yang sebagian berbahasa Melayu. Karya tulisnya diterbitkan dalam junal Jong Sumantra. Dibidang Sastra beliau adalah pelopor puisi modern.
Riwayat pendidikan Muhammad Yamin tergolong lengkap, mulai dari Hollands Indlandsche School (HIS), Sekolah guru, Sekolah Menengah Pertanian Bogor, Sekolah Dokter Hewan Bogor, AMS, hingga sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta. M Yamin termasuk salah satu pakar hukum dan penyair terkemuka angkatan pujangga baru. Taufik Abdullah bahkan menganggap Mr Muh Yamin sebagai sejarawan Indonesia terbesar abad ini.
Kiprahnya dalam dunia politik mulai terlihat sejak M Yamin diangkat sebagai ketua Jong Sumatera Bond tahun 1926-1928. Tahun 1931M Yamin bergabung ke partai Indonesia. Setelah ini partai ini di bubarkan, ia mendirikan Partai Gerakan Rakyat Indonesia bersama Adam Malik, Wilopo, dan Amir Syarifuddin. M Yamin kemudian di angkat sebagai anggota Volksraad dan membentuk golongan nasional Indonesia. M Yamin merupakan anggota BPUPKI dan anggota panitia 9 yang akhirnya berhasil merumuskan piagam Jakarta dan menjadi dasar terbentuknya UUD 1945 dan Pancasila. M Yamin amat mencintai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Profesor M Yamin SH pernah diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selain itu, ia juga pernah memegang jabatan berbagai macam menteri dalam kabinet diantaranya menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri penerangan dan lain-lain.
Sewaktu menjabat sebagai menteri penerangan beliau wafat. Yamin meninggal dunia di Jakarta dan dikebumikan di Talawi, sebuah kota kecamatan yang terletak 20 kilometer dari ibu kota Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Sebagai seorang sejarawan, M yamin banyak menulis buku sejarah dan sastra yang cukup di kenal diantaranya Gajah Mada (1945), Sejarah Peperangan Diponegoro, Tan Malaka (1945) Tanah Air (1922), Indonesia Tumpah Darahku (1928), Ken Arok dan Ken Dedes (1934), Revolusi Amerika, (1951). Berdasarkan SK Presiden RI No.088/TK/1973, M yamin di anugerahi gelar pahlawan nasional.
Referensi: Pustaka Kawan
Riwayat pendidikan Muhammad Yamin tergolong lengkap, mulai dari Hollands Indlandsche School (HIS), Sekolah guru, Sekolah Menengah Pertanian Bogor, Sekolah Dokter Hewan Bogor, AMS, hingga sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta. M Yamin termasuk salah satu pakar hukum dan penyair terkemuka angkatan pujangga baru. Taufik Abdullah bahkan menganggap Mr Muh Yamin sebagai sejarawan Indonesia terbesar abad ini.
Kiprahnya dalam dunia politik mulai terlihat sejak M Yamin diangkat sebagai ketua Jong Sumatera Bond tahun 1926-1928. Tahun 1931M Yamin bergabung ke partai Indonesia. Setelah ini partai ini di bubarkan, ia mendirikan Partai Gerakan Rakyat Indonesia bersama Adam Malik, Wilopo, dan Amir Syarifuddin. M Yamin kemudian di angkat sebagai anggota Volksraad dan membentuk golongan nasional Indonesia. M Yamin merupakan anggota BPUPKI dan anggota panitia 9 yang akhirnya berhasil merumuskan piagam Jakarta dan menjadi dasar terbentuknya UUD 1945 dan Pancasila. M Yamin amat mencintai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Profesor M Yamin SH pernah diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selain itu, ia juga pernah memegang jabatan berbagai macam menteri dalam kabinet diantaranya menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri penerangan dan lain-lain.
Sewaktu menjabat sebagai menteri penerangan beliau wafat. Yamin meninggal dunia di Jakarta dan dikebumikan di Talawi, sebuah kota kecamatan yang terletak 20 kilometer dari ibu kota Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Sebagai seorang sejarawan, M yamin banyak menulis buku sejarah dan sastra yang cukup di kenal diantaranya Gajah Mada (1945), Sejarah Peperangan Diponegoro, Tan Malaka (1945) Tanah Air (1922), Indonesia Tumpah Darahku (1928), Ken Arok dan Ken Dedes (1934), Revolusi Amerika, (1951). Berdasarkan SK Presiden RI No.088/TK/1973, M yamin di anugerahi gelar pahlawan nasional.
Referensi: Pustaka Kawan
makasih ya broww postingan blog ini sangat bagus sehingga mudah di pahami oleh pembaca,.
BalasHapus