Jika anda sedang membuka akun fb dan ingin mengirim alamat posting ini kedinding anda, silahkan klik jempol dibawah:
Di kalangan pria tertentu, adalah sebuah kebanggaan bila mempunyai pasangan yang langsing, bongok udang, atau berdada dan berpinggul besar karena tipe perempuan seperti ini diyakini kuat berhubungan seks. Benarkah?
Sebagian pria percaya bahwa wanita bongkok udang, leher, tangan dan kaki berbulu halus, leher jenjang, berdada dan berpinggul besar – kuat dalam berhubungan seks. Dikatakan, nafsunya juga melebihi wanita biasa, hingga mereka susah ditaklukkan. Butuh tenaga ekstra dan teknik jitu, bila mau mengalahkan jenis ini di atas ranjang.
Hal ini membuat tak sedikit kaum pria berimajinasi, bagaimana nikmatnya berhubungan seks dengan perempuan bongkok udang, berbulu halus, berbibir tebal, den perempuan berdada dan berpinggul besar.
Sementara, menurut Dr. H. Bambang Sukamto, DMSH, bentuk fsik sesungguhnya tidak berhubungan dengan kemampuan seks. Hingga belum tentulah perempuan bongkok udang lebih kuat dalam berhubungan seks sementara yang gemuk akan lemah.
Pada dasarnya semua perempuan sama, tidak ada perbedaan. Wanita gemuk dinilai lemah, hanya karena penumpukan lemak di jaringan alat vital, tampak kurang indah dan menurunkan gairah seks suami. Si perempuan tidak percaya diri. Tumpukan lemaknya juga menghambat kelancaran penetrasi.
Secara seksolog, seks sebenarnya lebih berhubungan dengan jiwa. Bila wanita bongkok udang, berbulu halus, berleher jenjang dan berdada serta berpinggul besar, serta kuat dalam berhubungan seks – itu adalah karena mereka mendapat dorongan dari luar – bahwa mereka perkasa, hingga timbul kepercayaan diri yang tinggi.
“Kepercayaan wanita bongkok udang, berdada, berpinggul besar dan berbulu, itu hanya kebetulan, bukan faktor fisik. Sekarang, teknologi sudah maju, dimana dada dan pantat bisa dibesarkan. Apakah lalu perempuan seperti ini juga kuat berhubungan seks?” tanya Bambang.
Prima dan Seksi
Bambang menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan menjadi kuat dalam berhubungan seks. Pertama, psikologis. Kondisi jiwa dalam keadaan tenang dan tidak tertekan, akan membuat hubungan seks berlangsung lancar.
Sementara perempuan yang sedang dilanda masalah, baik kantor maupun rumah tangga, gairah seksnya akan menurun. Agak berbeda dengan pria, yang dalam kondisi jiwa tidak tenang pun tetap bisa berhubungan seks.
Kedua, hormon stabil. Bila hormon tidak terganggu, kemampuan seks perempuan akan normal. Menurunnya gairah seks seorang perempuan, tidak lepas dari menurunnya hormon kewanitaan, yang membuat si perempuan kesulitan berorgasme. Efek negatifnya, enggan berhubungan seks kembali, karena tidak mendapatkan kenikmatan seks. Walaupun berhubungan seks di sini hanya sekadar kewajiban sebagai istri melayani suami.
Begitupun wanita yang sedang sakit ginjal, lever atau infeksi di alat kelamin atau panggul. Gairah seksnya pasti menurun. Tdak mungkin berhubungan seks dalam kondisi sakit. Yang dirasakan bukan kenikmatan, tapi sakit. Malah sebagian dokter menganjurkan untuk berhenti berhubungan seks demi kesehatan perempuan.
Mitos seks tidak saja terjadi di kalangan pria. Sebagian kaum wanita percaya, bahwa pria berbadan atletis akan kuat berhubungan seks dan alat vitalnya besar. Sementara Bambang menlelaskan, pria berbadan atletis malah sering mengalami ejakulasi dini. Seperti pembalap sepeda dan binaraga, otot di sekitar alat kelaminnya selalu tertekan dan mengeras, akibatnya terjadi penyempitan sirkulasi darah di sekiar kelamin. Ini menyulitkan terjadinya ereksi.
Pandangan bahwa pria berbadan atletis kuat berhubungan seks, bisa jadi karena olahraga dapat memicu produksi hormon hormon penting yang berkaitan dengan seks. Beberapa penelitian mengatakan, bahwa tingkat hormon testosteron bisa meningkat karena olahraga. Itu sebabnya, baik pria dan wanita yang sering berolahraga, penampilannya semakian sempurna. Bentuk badan menjadi indah, sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi dalam hubungan seks.
Bicara masalah alat vital, ukuran alat vital untuk orang Asia sekitar 8-15 cm. Tdak bisa dibesarkan. Pembesaran bisa dilakukan waktu masih kecil saat pertumbuhan. Setelah dewasa, alat kelamin tidak bisa dibesarkan lagi. Berarti pria berbadan atletis atau besar belum tentu alat vitalnya besar.
Malah, bisa terlihat kecil karena pertumbuhan kelamin tidak bisa mengimbangi pertumbuhan badan. Badan dan otot di sekitar kelamin membesar, sementara alat vital tidak membesar. Sebaliknya, orang kurus penisnya terlihat besar karena badannya kecil
0 komentar:
Posting Komentar