Jika anda sedang membuka akun fb dan ingin mengirim alamat posting ini kedinding anda, silahkan klik jempol dibawah:
Obesitas adalah masalah yang tak kunjung teratasi di berbagai belahan dunia. Apa sih sebenarnya yang disebut Obesitas itu? Ialah rasio indeks massa tubuh atau body mass index (BMI), yaitu perbandingan berat dengan tinggi badan. Seseorang dikatakan kelebihan berat badan (pra obesitas) bila rasio BMI antara 25 kg/m2 sampai 30 kg/m2, sedangkan obesitas adalah bila lebih besar dari 30 kg/m2.
Setiap benua kecuali Antartika telah dimasukkan dalam daftar 25 negara tergemuk 2010 oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Penyebabnya sangat sederhana (banyak makan dan sedikit bergerak), namun solusinya tidaklah semudah membalik tangan (ya iya lah). Salah satu sebabnya adalah persepsi para orang tua yang akhirnya membudaya. Orang tua pasti mendambakan punya anak balita yang lucu dan sehat. Nah, keinginan itu biasanya diartikan bahwa mereka harus punya anak gendut. Nanti kalau sudah usia ABG paling kurus sendiri, mungkin begitu pikir mereka
Ditambah lagi dengan berbagai faktor lain seperti makanan siap saji penuh lemak yang bisa didapatkan di mana-mana, maka jadilah tren penggendutan massal tersebut. Jaringan waralaba makanan modern biasanya menyediakan berbagai sajian minuman soda, keripik kentang, daging, dan mentega, yang kadar kalorinya rendah tapi padat lemak. Belum lagi kondisi di beberapa negara di mana makanan junk food seringkali lebih murah daripada buah-buahan serta sayuran. Di Indonesia
Hal ini menjadi perhatian WHO. Badan PBB yang mengurusi kesehatan itu memroyeksi bahwa pada 2015, jumlah orang dewasa yang kelebihan berat badan akan melonjak menjadi 2,3 miliar, naik drastis dari 1,6 miliar pada 2005. Jumlah orang obes juga dari 400 menjadi 700 juta.
Berikut ini adalah daftar negara-negara yang jumlah penduduk gemuknya paling besar dengan rasio BMI di atas 25 (data WHO):
1. Nauru: 95 persen
Pulau kecil Nauru memuncaki peringkat tergemuk. Negara kecil itu hanya salah satu dari delapan negara pula di Samudera Pasifik yang masuk daftar 10 besar. Secara historis kultur mereka memang mengenal tradisi penggemukan, di mana bayi perempuan yang lahir dipingit di rumah serta diberi makan secara berlebihan. Warisan leluhur ditambah tren kuliner yang dibawa bangsa Eropa adalah dua penyebab utama.
Berikutnya negara-negara pulau lain, yang bersama dengan Amerika Serikat menduduki peringkat sembilan besar: 2. Mikronesia, 3. Kepulauan Cook dan 4. Tonga: 92 persen; 5. Niue: 84 persen; 6. Samoa: 83 persen; 7. Palau: 81 persen; 8. Amerika Serikat: 79 persen; 9. Kiribati: 77 persen.
10. Dominika: 76 persen
Negara ini pernah berjuang melawan wabah kekurangan gizi dan penyakit. Karena itu, timbul persepsi bahwa tubuh gemuk adalah baik. Seorang nenek akan gembira melihat melihat anak-anak menjadi gemuk karena itu diartikan bahwa mereka tak lagi mengalami gizi buruk dan sekarat.
Berikutnya masih beberapa negara lagi yang punya rasio BMI di atas 25:
Kuwait: 75 persen
Kurun 20 tahun setelah minyak bumi ditemukan di Kuwait, ada perubahan pola hidup populasi dari sebagian besar masyarakat Badui nomaden, menjadi masyarakat perkotaan yang kaya raya. Kebiasaan makan mereka tentu juga berubah.
Argentina: 75 persen
Argentina memimpin di antara negara-negara Amerika Selatan dalam hal kegemukan. Salah satu hal yang dituding sebagai penyebab adalah urbanisasi. Ketika orang pindah dari daerah pedesaan ke kota, kebutuhan kalori sehari-hari merosot menjadi 400 per hari. Bisa dikurangi lagi 400 biila pekerjaan mereka sudah terkomputerisasi. Kabarnya 16 persen anak-anak Argentina kelebihan berat badan dan 40 persen di antaranya menghabiskan lebih dari 4 jam sehari di depan layar televisi atau komputer.
Meksiko: 73 persen
makasih ya an atikel dalam blog ini sangat inovatif dan banyak menandung wawasan2 baru.
BalasHapus