Kamis, 01 Desember 2011

MODUS OPERANDI PENIPUAN SITUS INFORMASI PERGURUAN TINGGI PALSU

Jika anda memiliki akun twitter dan anda sedang membukanya, So Please klik link:


Jika anda sedang membuka akun fb dan ingin mengirim alamat posting ini kedinding anda, silahkan klik jempol dibawah:



Situs Informasi mengenai perguruan tinggi yang dianggap menyesatkan siswa dan mahasiswa di Amerika masih di pantau oleh beberapa institutsi perguruan tinggi di Arkansas. Meski demikian, iklan mengenai situs ini masih memenuhi laman mesin pencari Google. 

Berikut modus situs perguruan tinggi yang dianggap menyesatkan siswa dan mahasiswa dalam mendaftar ke perguruan tinggi negeri, sesuai yang dilansir dari situs Chronical Higher Education, Selasa (2/8/2011).

1. Iklan Pencarian Universitas Negeri
Siswa atau mahasiswa mulai mencari universitas negeri yang mereka inginkan melalui mesin pencari Google. Dari hasil pencarian tersebut akan muncul pranala situs informasi palsu pada halaman muka Google.

Contohnya, jika kita ingin mencari tahu tentang Anthelpoe Valley Collage, Google akan menampilkan hasil pencarian, namun bukan laman resmi kampus tersebut melainkan alamat website informasi palsu tersebut. Misal www.educationstart.org dengan keterangan "Langsung menghubungi pihak admisi untuk memproses berkas pendaftaran, dan mengirimkan informasi mengenai Anthelope Valley College. Mulai dari sekarang!"

2. Mengisi Formulir
Setelah mengklik pranala tersebut, siswa pendaftar akan diminta mengisi formulir dengan dalih agar siswa lebih mudah mendapatkan informasi dari Anthelope Valley Collage.

Diketahui langsung dari pihak kampus Anthelope, ternyata mereka tidak menjalin kerja sama dalam bentuk apa pun dengan situs informasi tersebut. Informasi dari departemen admisi merupakan informasi rahasia yang hanya diketahui oleh pihak kampus dan mahasiswa saja.

3. Hasil
Formulir yang telah dikirimkan melalui online tidak direspon oleh Anthelope, melainkan oleh universitas swasta.

Meski demikian, Pengacara dari firma hukum Sills Cummis dan Gross Mark J Rosenberg menyatakan, kasus tersebut dikarenakan efek negatif dari internet yang membuat orang semakin malas.

"Jika mereka sudah menemukan website yang dianggap memenuhi rasa ingin tahu mereka, mereka tidak akan mencari website lain sebagai perbandingan. Di situlah masalahnya," kata Rosenberg.
Sumber: http://nurmanali.blogspot.com/

1 komentar:

  1. makasih ya broww postingan blog ini sangat bagus sehingga mudah di pahami oleh pembaca,.

    BalasHapus